Pesantren Berhantu
Memang banyak para santri yang bilang bahwa di pesantren itu berhantu. Konon ketika ada salah
satu santri yang bertugas mengontrol di malam hari disaat santri lain sudah terlelap, ada yang pernah
lihat kuntilanak lagi gendong bayi dengan telinga sebelah kanannya putus. Berdiri di depan kamar
nomor 3 dari lantai 1. Kamar itu memang terkenal seram karena selain kamarnya selalu berantakan
dan kumuh juga jendelanya rusak dan itu adalah satu-satunya kamar yang lantainya masih ubin
pelesteran belum di keramik.
Kemudian ada juga yang pernah lihat orang tinggi besar dengan pakaian serba hitam dan di mukanya
seperti ada bekas bacokan di loby lantai dua yang terkenal angker juga karena disampingnya ada
tangga yang menghubungkan ke lantai 3 yang bangunannya masih belum selesai dibangun. Jadi jika
malam hari kita melihat ke tangga tersebut terlihat gelap.
Dan yang lebih seram lagi adalah kamar mandi 3. Pesantren kami memiliki 3 kamar mandi, yaitu
kamar mandi 1, 2 dan 3. Para santri putri biasa menyebutnya dengan sumur 1, sumur 2 dan sumur 3.
Di sumur 3 ini kamar mandi yang paling luas, karena selain tempat mandi dan mencuci juga
disampingnya ada kebun yang dijadikan jemuran yang cukup luas.
Jika malam hari rasanya gelap dan sangat menakutkan. Jika sudah lewat jam 8 para santri sudah
tidak ada lagi yang memijakkan kakinya ke sumur 3, kecuali jika tengah malam ingin buang air
besar. Karena hanya di sumur 3 lah yang tersedia beberapa WC untuk buang air besar, lagipula para
santri selalu mempersiapkan diri untuk jangan sampai buang air besar di malam hari.
Ketika itu malam Sabtu kira kira jam 1 dini hari, ada salah satu santri sebut saja namanya Dede
(nama samaran) yang sedang sakit diare. Kemudian ia membangunkan beberapa teman ingin minta
diantar ke sumur 3, tapi semua teman yang dibangunkan menolak untuk mengantar. Akhirnya karena
sudah tidak tahan ia tidak memikirkan apapun, dan pergilah Dede ke sumur 3. Ketika ia sedang
melangsungkan buang air besarnya memang tidak ada sesuatu yang aneh, tapi ketika ia selesai dan
keluar dari toilet tiba-tiba angin bertiup kencang, lalu semua pohon bergoyang.
Dia pun memutar pandangan dan ketika matanya tertuju pada sisi sebelah kiri bagian pojok jemuran
ada satu mukena (jubah untuk shalat) warna putih dan kotor sedang dijemur dengan gantungan baju
bergoyang-goyang tertiup angin kencang. Dan betapa kagetnya Dede ketika melihat mukena yang
bergoyang itu ada kakinya bergelantungan seperti orang yang sedang memakai mukena. Dede
langsung lari sekencang-kencangnya dan Dede pun sakit parah setelah kejadian itu.
Memang beberapa santri yang lain juga pernah menuturkan megalami kejadian yang sama seperti
Dede, yaitu melihat mukena digantung ada kakinya. Dan yang lebih aneh lagi jika siang hari di
periksa oleh bagian pengurus ke tempat seperti yang diceritakan, tidak ada mukena yang dijemur
disitu dan di umumkan kepada semua santri pun tidak ada yang mengaku pernah menjemur pakaian
atau pun mukena di pojok jemuran yang tempatnya lembab seperti itu, semua santri bergidik
merinding.
Malam Jumat Kliwon
PKL yang belum selesai. Karena aku sangat malas, akhirnya tugasku menumpuk dan membuatku
harus begadang untuk beberapa hari ini. Kafein akhir-akhir ini menjadi temanku dalam mengerjakan
tugas, selain itu sebuah radio dan tv juga membantuku dari rasa bosan mengerjakan laporan ini.
Aku kost di sebuah kost yang memiliki kamar cukup banyak, kamarku bernomor 19 yang letaknya
tepat di tengah lorong. Aku nyaman disana, hari itu dari kampus aku bertemu dengan temanku.
Dia bilang, lagi kebelet dan terus-terusan buang air besar dan sepertinya temanku aji ini kurang enak
badan. Dia meminjam kamar kost ku untuk beristirahat.
Karena aku masih ada urusan dikampus, aku pun memberikan kunci kamar kost ku itu kepada
temanku. Aji pun langsung pergi ke kost ku dan aku menunggu pak Ridwan tetapi ternyata beliau
tidak datang, apa boleh buat kira-kira jam 6 sore aku kembali ke kost. Sampai didepan kost, terlihat
lampu kamarku menyala.
Ketika aku akan membuka pintu, ternyata pintunya dikunci dari dalam. Aku pun mengetuknya,
"Ji, bangun aku udah datang bukain pintunya ji". Aji sepertinya tertidur pulas, tapi sepertinya aku
mendengar suara aji dari dalam dan suara beberapa orang lain. Aku pun terdiam sejenak, dan
menunggu lalu tiba-tiba gagang pintuku bergerak-gerak sendiri.
Gagang pintu itu digerakan dari dalam, sambil terdengar suara tertawa kecil dari dalam kamar kost.
Gagang itu pun akhirnya berhenti bergerak, aku memanggil temanku kembali namun tiba-tiba
mendadak kamarku menjadi hening. Tidak lama kemudian, dari arah tangga muncul seseorang yang
berjalan mendekatiku.
Aku begitu kaget ketika yang aku lihat itu adalah aji, lalu aku bertanya dia dari mana. Aji pun
menjawab kalo dia dari apotek habis membeli obat. Dia berkata sambil menyodorkan kunci kamar
dan langsung pamit kepadaku. Aku hanya bisa diam, dan setelah aji pulang aku langsung membuka
pintu kamarku yang ternyata memang terkunci dari luar.
Di dalam ruang kamarku memang tidak ada siapa-siapa, seketika bulu kuduk berdiri. Aku memeriksa
ruang kamar yang tampak jelas benar-benar kosong. Aku mencoba untuk menghiraukannya dan
langsung tidur diranjangku dan beberapa menit kemudian aku pun tertidur. Ketika aku terbangun,
terlihat jam menunjukan pukul 11 malam.
Aku langsung bergegas ke kamar mandi dan mengganti baju lalu ke depan laptopku untuk
melanjutkan laporanku lagi. Sepertinya tugas laporan ini membuatku lupa akan kejadian tadi, aku
berkonsentrasi dan tak lama aku mendengar suara berisik. Seperti orang-orang mengobrol dari luar
kamarku, aku lalu membuka pintu dan melihat keluar.
Di lorong aku tidak melihat siapapun namun suara ribut itu masih terdengar jelas. Karena sangat
ribut aku pun membanting pintu agar terdengar menyindir mereka, suara itupun perlahan berhenti
lalu aku lanjut menulis laporanku sampai aku mulai mendengar suara tetesan air. Kenapa malam ini
banyak sekali gangguan, aku lalu memeriksa ke kamar mandi dan melihat kran air tidak ada yang
bocor namun saat aku berbalik dan melihat ke arah pentilasi bawah dipintu depan kamarku.
Disana terlihat sebuah genangan air, perasaan tadi tidak ada air disana. Rasa penasaranku membawa
aku untuk membuka pintu dan saat aku membuka pintunya. Astaga, aku langsung terperanjat karena
didepan pintuku terdapat banyak sekali wajah. Kepala-kepala dengan wajah yang berterbangan tanpa
badan, wajahnya hancur berantakan dan sangat menyeramkan.
Aku melihat mulut mereka menganga dengan lidah yang menjulur keluar, dan meneteskan air liur ke
lantaiku. Suara gaduh itu jelas terdengar dari sosok itu, aku langsung lemas dan hanya bisa terdiam
saat itu. Lalu aku bersembunyi dibalik selimut sampai akhirnya sosok itupun menghilang, bergegas
aku lari keluar dari kamarku.
Malam itupun aku tidak tidur di kost, karena takut akhirnya aku pun jadi begadang di kamar
temanku. Aku tidak bisa tidur, sosok tadi sangat mengangguku dan setelah aku bercerita. Aku pun
baru sadar bahwa malam itu adalah malam jumat kliwon, tapi aku pun tidak tau kenapa sampai
diganggu sosok itu. Mungkin, kadang-kadang sesuatu yang terjadi itu memang tidak perlu ada
alasannya.
Disembunyikan Makhluk Halus
akan pernah bisa aku lupakan seumur hidupku. Pengalaman menyeramkan ini terjadi berpuluh-puluh
tahun yang lalu ketika aku menghabiskan masa kecilku di daerah Batu Nunggal.
Waktu itu aku masih berumur 8 tahun, dulu aku tidak pernah takut apapun bahkan jika ada anak laki
yang nakal denganku. Aku sering membuat mereka sampai menangis, apalagi sampai yang namanya
hantu. Dulu aku menganggap hantu itu hanya ada didalam televisi, akan tetapi perkiraanku ternyata
salah. Sore itu aku sedang bermain petak umpat bersama temanku.
Aku bersembunyi di sebuah halaman rumah yang kelihatannya seperti biasa saja, tapi asal kalian tahu
waktu itu aku bersembunyi disebuah halaman rumah yang tidak berpenghuni alias rumah kosong dan
saat itu aku tidak berpikir apapun. Yang aku tau, aku harus bersembunyi agar tidak diketahui dan
ditemukan oleh temanku.
Dari jauh aku mendengar suara temanku yang sedang mencariku, aku semakin panik karena suara
temanku semakin dekat. Aku mulai celingak-celinguk mencari tempat yang lain dan tidak akan
ditemukan sampai mataku melihat sebuah tempat yang menurutku jika aku bersembunyi disitu pasti
tidak akan pernah ditemukan, yaitu didalam rumah tersebut.
Aku bergegas masuk kedalam rumah itu, tanpa ada rasa takut sekalipun. Aku masuk kedalam rumah
itu dan kebetulan rumah itu tidak dikunci. Pintu rumah agak rusak untuk dikunci ataupun ditutup, aku
masuk kedalam rumah itu dan bersembunyi didekat jendela supaya aku bisa mengintip dan benar saja
dari jendela itu aku melihat temanku sedang mencariku.
Dibelakangnya berdiri beberapa temanku yang sudah ditemukan, mereka berjalan ke arahku dan
mungkin mereka melihat bayanganku dikaca. Tanpa banyak gerakan, aku pun mencari tempat yang
lain untuk bersembunyi. Mataku melihat ke kanan dan ke kiri untuk melihat tempat lain, rumah
kosong itu cukup besar dan berdebu. Lantainya sudah banyak yang rusak dan selain itu aku melihat
ada beberapa furniture yang sudah tidak berbentuk lagi.
Kursi tua yang reyot, lampu-lampu tua yang juga kotor sampai mataku mengarah kepada suatu
benda dan benda itu seperti kotak panjang. Tidak terlalu besar, kotak itu tampak tersembunyi
dibawah tangga rumah yang sudah hancur dibagian tengahnya dan membuat siapapun tidak bisa naik
ke lantai atas. Aku hampiri kotak itu, kotak panjang yang tampak sangat aman untuk bersembunyi.
Tanpa pikir panjang aku langsung masuk kedalamnya.
Kotak ini sangat nyaman, apalagi dasar kotak yang sangat lembut. Aku merebahkan diri didalam
kotak itu dan kepala menyentuh seperti bantalan penyangga. Sungguh sangat nyaman, tenang dan
aku tiduran sambil menunggu teman-temanku menemukanku. 5 menit, 15 menit, aku mendengar
suara orang melangkah dan suara teman-temanku mencariku.
Tapi kenapa mereka tidak menemukanku, aku senyum-senyum didalam kotak. Kotak panjang itu
yang didalamnya seperti kasur, dan perlahan mataku terkantuk. Aku pun tertidur didalam kotak itu,
sampai astaga aku terbangun kaget. Entah berapa lama aku tertidur didalam kotak itu, udara didalam
kotak itu semakin pengap dan aku mulai merasakan kedinginan.
Tanganku mendorong kotak penutup itu dan kotak yang aku tiduri itu tidak bisa terbuka. Aku terus
mendorong dan memukul-mukul kotak itu. Ditengah kepanikan tersebut, aku mendengar seperti suara
orang sedang menangis. Suara tangisan seorang perempuan, tapi aku tidak tau dari mana asalnya dan
aku terus mendorong kotak.
Waktu itu aku mengira suara tangisan itu berasal dari luar kotak, tapi ternyata bukan. Suara itu
berasal dari dalam kotak ini, dan benar saja ketika aku mulai menyadari ternyata dibagian bawah
kotak ini bukanlah busa. Melainkan aku tidur diatas tubuh seorang manusia, aku bisa merasakan
bagian-bagian tubuhnya.
Perlahan aku melihat ke bagian atas dan seraut wajah menyeramkan muncul, wajah itu berwarna
gelap dan sangat menyeramkan. Wajah tersebut tertutup sebuah kain putih dengan bagian atas yang
terikat. Aku kemudian memperhatikan mukanya yang lebam dan tiba-tiba mata makhluk itu terbuka
lebar dan dia menatap ke arahku.
Aku tidak tau jam berapa, aku juga tidak tau apakah temanku masih berada di rumah ini dan aku terus
teriak minta tolong. Suasana di dalam kotak ini gelap, tapi kenapa wajah menyeramkan itu bisa
terlihat jelas olehku. Samar-samar aku mendengar suara orang menangis lagi, kali ini lebih
terdengar karena memang suara tangis itu berasal dari tubuh yang berada tepat dibawah tubuhku.
Aku terus mendorong kotak itu lalu suara tangis itu terdengar lebih kencang namun kotak ini masih
belum mau terbuka.
Aku memejamkan mata, seketika suasana menjadi hening. Aku mulai menggerakan bibirku, mulai
membaca doa sambil dengan sekuat tenaga dan dengan satu tendangan akhirnya kotak itu terbuka.
Suasana dalam rumah ini sangat gelap, sepertinya aku sudah tidur dalam beberapa jam. Aku
membuka pintu dan benar saja memang sudah malam.
Aku tidak tau berapa lama aku tertidur didalam kotak, cahaya bulan menembus pintu rumah itu dan
cahaya langsung menyinari kotak tempat aku bersembunyi tadi lalu kotak tempat aku bersembunyi
itu adalah peti untuk orang mati. Kemudian kotak itu bergerak-gerak dan dari kotak itu muncul
sesosok makhluk yang tadi bersamaku didalam kotak.
Sekujur tubuh makhluk itu terbungkus kain kafan putih, dengan muka yang lebam dan mata yang
sudah terlihat hanya bulatan hitam. Aku terus berlari dan dalam hitungan detik, dia sudah ada
dihadapanku dan aku terus berlari melewati makhluk itu. Sepertinya dia terus mengejarku, setelah
berhasil keluar dari rumah itu.
Aku sangat kaget ketika aku sampai dirumah, ibu menyambutku dengan tangis histeris sambil
memeluk aku dan bertanya terus menerus dari mana aku, kemana saja aku, sudah makan atau belum.
Tapi aku hanya terdiam melihat pemandangan itu, abangku pun lalu memeluk aku dan ayahku
berkali-kali sujud syukur lalu setelah aku sedikit remaja.
Ibuku lalu bercerita, kalo waktu itu aku sudah hilang berhari-hari dan ibu sempat menanyakan semua
teman-temanku dan kata mereka aku sempat masuk kedalam rumah kosong itu. Dan dari situ aku
baru tau, kalo hantu itu ada dan katanya aku disembunyikan oleh mereka. Aku masih sangat ingat
dari kejadian masa kecilku, peti mati dan rumah kosong itu sampai sekarang aku masih tinggal di
Batu Nunggal. Bahkan setiap hari aku masih sering lewat didepan rumah itu, kadang bayangan akan
makhluk itu selalu hadir ketika aku melewati rumah itu.
Sosok Wanita Bergaun Merah
senior aku sudah merasakan asam garam kampus tercintaku ini. kini aku sudah lulus, banyak cerita
yang aku alami dikampusku termasuk pengalaman terburukku dimana sampai saat ini aku masih
mengingatnya. malam itu aku dan temanku baru saja selesai mempersiapkan untuk PAB (pengukuhan
anggota baru) yang akan dilaksanakan besok disubang, setelah cukup lelah kamipun bersantai sambil
mengobrol dikelas bahasa yang sekarang telah diratakan. waktu itu jam menunjukan 00:30 malam
suasana kampuspun memang benar-benar sudah sepi, sesekali terdengar bunyi jangkrik. saat itu aku
berinisiatif ambil gitar untuk menghilangkan rasa sepi dan kantuk. dan kami pun menyanyi sambil
tertawa-tawa... sampai kami mendengar ada suara yang menyuruh kami diam... tapi, saat aku coba
dengar lagi suara itu mendadak hilang dan tidak muncul lagi. semakin malam udara semakin dingin,
aku kembali kedalam sebentar untuk membawa jaket dan buang air kecil. memang gedung kelas ini
adalah gedung kelas tua yang penerangannya kurang bagus dan toilet juga sangat tua, saat aku berada
didalam toilet aku tidak berpikir apa-apa, hingga saat aku mengambil air menggunakan gayung...
hah!! rambut siapa nich... banyak sekali rambut panjang didalam bak itu, dan... tiba-tiba saja ada
tetesan air dari atas toilet ini... saat aku melihat keatas... ternyata memang ada saluran yang bocor,
walaupun penasaran lalu akupun kembali kedepan. namun saat aku baru saja keluar dari kamar
mandi, mendadak tercium semerbak wangi melati lalu disusul dengan suara tangisan seorang
wanita... awalnya kupikir itu temanku, ku coba mencari sumber suara itu dan... aduh... saat kulihat
kearah balkon... ada seorang wanita berdiri disana, wanita itu berambut panjang terurai menutupi
mukanya dan dia berdiri diujung balkon seperti hendak akan terjun. karena takut spontan aku
langsung membalikan badanku, kurasakan badanku lemas dan bulu kudukku berdiri. aku langsung
berjalan keluar menemui teman-temanku... tapi saat sampai diluar, aku sudah mendapati teman-
temanku sudah tidak berada disana... aduh, kemana nich mereka, sempat terpikir mereka sudah
kembali ke ruang himpunan. dan aku putuskan untuk menyusul mereka, sambil menggerutu karena
mereka semua meninggalkanku sendiri... jarak dari gedung ini keruang himpunan lumayan jauh,
nyaliku sebenarnya ciut setelah melihat sosok perempuan tadi, aku lalu berjalan menuju ke ruang
himpunan itu sendirian. aku berjalan melewati taman, yang banyak terdapat pohon besar disana... dan
aku merasa suara tangis yang tadi kudengar itu, sepertinya mengikutiku. aku berhenti sebentar dan
melihat keselilingku, tidak ada siapa-siapa... aku makin ketakutan, kuteruskan lagi perjalananku ke
ruang himpunan, namun sekarang yang kudengar. bukanlah suara tangisan lagi tapi suara langkah,
seperti serombongan orang... yang sedang berlari. suaranya berasal dari belakangku, saat aku lihat
kebelakang... Ya Tuhan!!... dibelakangku berbaris beberapa orang seperti serombongan tentara,
awalnya aku pikir kalo itu serombongan keamanan kampus yang sedang menerima pendidikan dasar
juga. tapi... saat... suara dan gerak langkah itu semakin dekat berada dibelakangku dan tak lama
mereka melewatiku... hah!... Astaga... aku tidak percaya dengan apa yang sekarang aku lihat.
kumpulan itu ternyata bukanlah serombongan keamanan kampusku melainkan adalah sekumpulan
tentara yang sedang berlari dan... mereka semuanya tanpa kepala!!... mereka sambil memegang
kepala sendiri, seketika badanku lemas, jantungku seperti mau berhenti, nafasku sesak... sekumpulan
tentara itu menjauh dan menghilang... aku pun langsung berlari panik menuju ruang himpunan,
sesampainya dihimpunan aku tidak menemukan siapa-siapa disana... kemana perginya mereka, antara
marah dan takut aku memaki-maki mereka "woy yang benerlah, pada dimana sich". ruang himpunan
sangatlah gelap dan pintunya terkunci, dari jendela aku mengintip dan melihat layar komputer yang
masih menyala dan dalam keadaan panik, aku mencoba menggedor pintunya "woy kalian
didalamkan, bukain pintunya dong"... ketika aku terlihat mencoba membangunkan mereka, tiba-tiba...
astaga... kurasakan, ada yang mengelus pundakku... disambung suara tertawa yang sangat seram, dan
suara itu berasal dari arah atas. saat aku menengadah keatas... reflek aku berteriak... haahh... sosok
tadi wanita yang kulihat dibalkon kini ada diatasku, dia mengikutiku dan kali ini melayang disekitar
pohon yang tinggi-tinggi itu. aku gedor lagi ruang himpunan sambil terus berteriak, sambil kutendang
pintu aku lihat apakah wanita itu masih melayang diatasku... ternyata sosok itu sudah menghilang,
perasaanku agak tenang.
aku gedor lagi pintu himpunan untuk membangunkan teman-temanku... dan perlahan... pintu itupun
terbuka, saat pintu itu terbuka... yang keluar bukanlah temanku, tapi... perempuan itu... perempuan
berbaju merah dan berambut panjang itu sekarang berdiri tepat didepanku, dia tertawa sambil
menyeringai... aku yang ketakutan langsung membalikan badan berlari... yang aku ingat kemudian,
aku tersandung sesuatu dan terjatuh tersungkur dan seketika pandanganku gelap... esoknya aku
ditemukan temanku didepan himpunan, setelah digotong kedalam. aku sempat panik dan melihat
keselilingku, setelah ditenangkan oleh temanku. aku pun bercerita kepada beberapa orang yang ada
disana, setelah selesai bercerita salah seorang seniorku melanjutkan dengan cerita yang dia tau.
katanya memang kalo sudah malam, disana kita tidak boleh berisik karena bisa mengundang atau
mengusik mahluk yang ada di area ini seperti semalam, dan konon sosok tentara tanpa kepala itu
sering muncul berjalan-jalan disekitaran kampus tapi tidak hanya sosok itu saja
ada juga sosok wanita dengan rambut panjang bergaun merah yang menghuni gedung bahasa dan
bahkan sering bergentayangan disekitar kolam tepatnya didekat pohon beringin. itu aku yakin yang
aku lihat tadi malam adalah kedua sosok tersebut.
SMA Berhantu
senior sih banyak banget hantunya, di setiap tempat berbeda hantunya. Setiap jam 6 sore pintu-pintu
menuju ke lantai atas sudah digembok. SMA saya itu memiliki 3 lantai dengan bentuk sekolah
seperti huruf U mulai dari lantai dasar. kalo kamu masuk SMA saya pasti lewati lobby, nah dari
lobby itu kamu bisa lihat lapangan di depan lobby.
Di lapangan itu berjajar 2 pohon besar yang lainnya dengan pohon cemara, 2 pohon itu salah satunya
pohon mangga. Katanya penunggu pohon itu macan putih, lapangan saya itu ada 2 yaitu lapangan
voli sama basket jadi sangat luas sekali. Ke arah kanan dari lobby ada ruang kepala sekolah dan
kelas ipa. Nah di pojok ada 2 lab yakni fisika dan biologi.
Sebelum lab ada tangga di antara lab sama kelas ipa. Disitu katanya ada kakek-kakek sering
menyapu lantai kalo sudah jam 6 sore. Di samping lab ada koperasi dan disampingnya lagi ada
sebuah taman buat duduk-duduk.
Penunggu di taman itu pocong, dari taman kamu bisa lihat lapangan ada tiang bendera dulu waktu
dibangun sempat ada korban jiwa. Jam 6 sore saat itu pekerja masih membangun lantai 2 tiba-tiba
salah satu pekerja itu terpeleset lalu jatuh dari lantai 2 itu. Kepalanya menghantam paku bumi dari
mata kirinya sampe ke kepala tertusuk dan langsung meninggal di tempat.
Konon dia jadi penunggu disitu, kalo kamu naik ke lantai 2 dari arah sebelah kanan disitu ada ruang
guru disebelahnya itu kelas ips. Di antara kelas ada toilet perempuan, toilet dari lantai dasar, lantai 2
dan lantai 3 itu sejajar.
Di samping toilet ada kelas dan itu kelas 12 IPS 3 nah kelas ini sering ditongkrongin makhluk halus.
Ceritanya lain kali aja yang ini, di samping ips 3 ada ruang komputer sama gudang.
Dahulu gudang ruang komputer itu gak pernah di pake lagi karena setiap malam kalo penjaga
sekolah lagi patroli. Komputer itu menyala sendiri, tapi sama aja sih udah dipindah ruang
komputernya tetap aja diganggu di tempat yang baru.
Cerita sedikit deh, pernah ada guru yang lagi nge-scan kertas-kertas ujian buat dinilai, jam 6 sore
guru itu belum kelar juga alhasil digedor-gedor dari luar padahal gak ada orang, kisah ini langsung
dari narasumbernya, guru itu yang cerita sendiri.
Kalo di lantai 2 itu penunggunya namanya Rina, peraturan sekolah kita gak pake rok putih jadi asal
muasalnya, menurut para guru dan senior siswi bernama rina bunuh diri karna dikata-katain rok-nya
merah (karena darah gak tau pendarahan atau apa). Jadi dia pacaran, disaat hamil cowoknya gak mau
tanggung jawab nah akhirnya dia bunuh diri di sekolah.
Waktu itu jamannya Rina, sekolah saya hari senin pake rok putih. Tapi sekarang udah tidak lagi,
Lanjut ke lantai 3 ketika kamu naik tangga arah sebelah kanan ada ruang BP/BK. Waktu itu pak guru
komputer lagi foto foto di lapangan ketika buka puasa bersama, tanpa sengaja foto pocong sangat
tinggi keambil ada di depan ruang BP/BK itu.
Kalo kamu lanjut dari ruangan tadi disampingnya ada kelas-kelas dan itu khusus kelas 10. Dari kelas
10-8 sampai ke pojok kelas 10-1, diantara 10-2 sama 10-3 ada toilet perempuan. Toilet perempuan
dari lantai 3 sampai lantai 1 itu sejajar lurus, penunggunya itu hantunya rina. yang sempat kita
obrolin tadi.
Jadi cerita saya berawal dari sini, waktu saya masih awal-awal kelas 10. Saya sama teman mau ke
toilet karena saat pergantian pelajaran. Nah teman saya itu suka sekali dengerin musik, dia pinjem
hape saya mau dengar mp3 katanya. Jadi di toilet itu ketika masuk di arah sebelah kanan ada 1 toilet
dan di depan toilet itu ada bangku kecil. Nah temen saya duduk disitu menghadap pintu keluar, di
depan toilet 1 itu ada 2 toilet arahnya menghadap pintu keluar.
Setelah saya sudah selesai temen masih asik dengerin mp3. Tiba tiba ada guru sejarah lewat
langsung ngomel, "hei kalian lagi ngapain kamu disitu emang pelajarannya siapa ini?", saya ama
teman langsung gelagapan. Lalu saya bilang "pelajaran bahasa inggris bu belum datang gurunya".
Terus saya tarik teman langsung kita berdua lari ke kelas sambil cekikikan. Eh guru itu teriak "Loh
yang satunya kemana?". Kita berdua mikir yang satunya? Loh orang kita cuma berdua?.
Saat istirahat ribut-ributlah anak dalam kelas 10, jadi katanya tadi bu guru sejarah melihat ada 1 lagi
berdiri di belakang temanku yang duduk di bangku. Ketika kita tadi kabur, guru saya langsung
periksa dimana lagi tadi yang satunya. Apa mungkin bersembunyi di toilet itu, ketika dibuka tidak
ada siapapun. Dia teriak terus manggil anak cowok kelas 10-2 buat periksa toilet itu, tapi tidak ada
apa-apa. Berarti hantu itu rina yang juga pake seragam SMA mirip seperti kami. Hantu itu tadi di
belakang temanku dan berdiri disamping saya, kalo inget lagi jadi merinding.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar