Rabu, 18 November 2015

cerita hantu

Pesantren Berhantu

Aku Ristia, ketika itu aku duduk di kelas 2 aliyah yang kebetulan aku sekolah sambil pesantren.

Memang banyak para santri yang bilang bahwa di pesantren itu berhantu. Konon ketika ada salah

satu santri yang bertugas mengontrol di malam hari disaat santri lain sudah terlelap, ada yang pernah

lihat kuntilanak lagi gendong bayi dengan telinga sebelah kanannya putus. Berdiri di depan kamar

nomor 3 dari lantai 1. Kamar itu memang terkenal seram karena selain kamarnya selalu berantakan

dan kumuh juga jendelanya rusak dan itu adalah satu-satunya kamar yang lantainya masih ubin

pelesteran belum di keramik.

Kemudian ada juga yang pernah lihat orang tinggi besar dengan pakaian serba hitam dan di mukanya

seperti ada bekas bacokan di loby lantai dua yang terkenal angker juga karena disampingnya ada

tangga yang menghubungkan ke lantai 3 yang bangunannya masih belum selesai dibangun. Jadi jika

malam hari kita melihat ke tangga tersebut terlihat gelap.

Dan yang lebih seram lagi adalah kamar mandi 3. Pesantren kami memiliki 3 kamar mandi, yaitu

kamar mandi 1, 2 dan 3. Para santri putri biasa menyebutnya dengan sumur 1, sumur 2 dan sumur 3.

Di sumur 3 ini kamar mandi yang paling luas, karena selain tempat mandi dan mencuci juga

disampingnya ada kebun yang dijadikan jemuran yang cukup luas.

Jika malam hari rasanya gelap dan sangat menakutkan. Jika sudah lewat jam 8 para santri sudah

tidak ada lagi yang memijakkan kakinya ke sumur 3, kecuali jika tengah malam ingin buang air

besar. Karena hanya di sumur 3 lah yang tersedia beberapa WC untuk buang air besar, lagipula para

santri selalu mempersiapkan diri untuk jangan sampai buang air besar di malam hari.

Ketika itu malam Sabtu kira kira jam 1 dini hari, ada salah satu santri sebut saja namanya Dede

(nama samaran) yang sedang sakit diare. Kemudian ia membangunkan beberapa teman ingin minta

diantar ke sumur 3, tapi semua teman yang dibangunkan menolak untuk mengantar. Akhirnya karena

sudah tidak tahan ia tidak memikirkan apapun, dan pergilah Dede ke sumur 3. Ketika ia sedang

melangsungkan buang air besarnya memang tidak ada sesuatu yang aneh, tapi ketika ia selesai dan

keluar dari toilet tiba-tiba angin bertiup kencang, lalu semua pohon bergoyang.

Dia pun memutar pandangan dan ketika matanya tertuju pada sisi sebelah kiri bagian pojok jemuran

ada satu mukena (jubah untuk shalat) warna putih dan kotor sedang dijemur dengan gantungan baju

bergoyang-goyang tertiup angin kencang. Dan betapa kagetnya Dede ketika melihat mukena yang

bergoyang itu ada kakinya bergelantungan seperti orang yang sedang memakai mukena. Dede

langsung lari sekencang-kencangnya dan Dede pun sakit parah setelah kejadian itu.

Memang beberapa santri yang lain juga pernah menuturkan megalami kejadian yang sama seperti

Dede, yaitu melihat mukena digantung ada kakinya. Dan yang lebih aneh lagi jika siang hari di

periksa oleh bagian pengurus ke tempat seperti yang diceritakan, tidak ada mukena yang dijemur

disitu dan di umumkan kepada semua santri pun tidak ada yang mengaku pernah menjemur pakaian

atau pun mukena di pojok jemuran yang tempatnya lembab seperti itu, semua santri bergidik

merinding.

Malam Jumat Kliwon

Aku melihat jam menunjukan pukul 1 pagi, ini adalah hari ke 3 aku tidur larut Gara-gara laporan

PKL yang belum selesai. Karena aku sangat malas, akhirnya tugasku menumpuk dan membuatku

harus begadang untuk beberapa hari ini. Kafein akhir-akhir ini menjadi temanku dalam mengerjakan

tugas, selain itu sebuah radio dan tv juga membantuku dari rasa bosan mengerjakan laporan ini.

Aku kost di sebuah kost yang memiliki kamar cukup banyak, kamarku bernomor 19 yang letaknya

tepat di tengah lorong. Aku nyaman disana, hari itu dari kampus aku bertemu dengan temanku.

Dia bilang, lagi kebelet dan terus-terusan buang air besar dan sepertinya temanku aji ini kurang enak

badan. Dia meminjam kamar kost ku untuk beristirahat.

Karena aku masih ada urusan dikampus, aku pun memberikan kunci kamar kost ku itu kepada

temanku. Aji pun langsung pergi ke kost ku dan aku menunggu pak Ridwan tetapi ternyata beliau

tidak datang, apa boleh buat kira-kira jam 6 sore aku kembali ke kost. Sampai didepan kost, terlihat

lampu kamarku menyala.

Ketika aku akan membuka pintu, ternyata pintunya dikunci dari dalam. Aku pun mengetuknya,

"Ji, bangun aku udah datang bukain pintunya ji". Aji sepertinya tertidur pulas, tapi sepertinya aku

mendengar suara aji dari dalam dan suara beberapa orang lain. Aku pun terdiam sejenak, dan

menunggu lalu tiba-tiba gagang pintuku bergerak-gerak sendiri.

Gagang pintu itu digerakan dari dalam, sambil terdengar suara tertawa kecil dari dalam kamar kost.

Gagang itu pun akhirnya berhenti bergerak, aku memanggil temanku kembali namun tiba-tiba

mendadak kamarku menjadi hening. Tidak lama kemudian, dari arah tangga muncul seseorang yang

berjalan mendekatiku.

Aku begitu kaget ketika yang aku lihat itu adalah aji, lalu aku bertanya dia dari mana. Aji pun

menjawab kalo dia dari apotek habis membeli obat. Dia berkata sambil menyodorkan kunci kamar

dan langsung pamit kepadaku. Aku hanya bisa diam, dan setelah aji pulang aku langsung membuka

pintu kamarku yang ternyata memang terkunci dari luar.

Di dalam ruang kamarku memang tidak ada siapa-siapa, seketika bulu kuduk berdiri. Aku memeriksa

ruang kamar yang tampak jelas benar-benar kosong. Aku mencoba untuk menghiraukannya dan

langsung tidur diranjangku dan beberapa menit kemudian aku pun tertidur. Ketika aku terbangun,

terlihat jam menunjukan pukul 11 malam.

Aku langsung bergegas ke kamar mandi dan mengganti baju lalu ke depan laptopku untuk

melanjutkan laporanku lagi. Sepertinya tugas laporan ini membuatku lupa akan kejadian tadi, aku

berkonsentrasi dan tak lama aku mendengar suara berisik. Seperti orang-orang mengobrol dari luar

kamarku, aku lalu membuka pintu dan melihat keluar.

Di lorong aku tidak melihat siapapun namun suara ribut itu masih terdengar jelas. Karena sangat

ribut aku pun membanting pintu agar terdengar menyindir mereka, suara itupun perlahan berhenti

lalu aku lanjut menulis laporanku sampai aku mulai mendengar suara tetesan air. Kenapa malam ini

banyak sekali gangguan, aku lalu memeriksa ke kamar mandi dan melihat kran air tidak ada yang

bocor namun saat aku berbalik dan melihat ke arah pentilasi bawah dipintu depan kamarku.

Disana terlihat sebuah genangan air, perasaan tadi tidak ada air disana. Rasa penasaranku membawa

aku untuk membuka pintu dan saat aku membuka pintunya. Astaga, aku langsung terperanjat karena

didepan pintuku terdapat banyak sekali wajah. Kepala-kepala dengan wajah yang berterbangan tanpa

badan, wajahnya hancur berantakan dan sangat menyeramkan.

Aku melihat mulut mereka menganga dengan lidah yang menjulur keluar, dan meneteskan air liur ke

lantaiku. Suara gaduh itu jelas terdengar dari sosok itu, aku langsung lemas dan hanya bisa terdiam

saat itu. Lalu aku bersembunyi dibalik selimut sampai akhirnya sosok itupun menghilang, bergegas

aku lari keluar dari kamarku.

Malam itupun aku tidak tidur di kost, karena takut akhirnya aku pun jadi begadang di kamar

temanku. Aku tidak bisa tidur, sosok tadi sangat mengangguku dan setelah aku bercerita. Aku pun

baru sadar bahwa malam itu adalah malam jumat kliwon, tapi aku pun tidak tau kenapa sampai

diganggu sosok itu. Mungkin, kadang-kadang sesuatu yang terjadi itu memang tidak perlu ada

alasannya.

Disembunyikan Makhluk Halus

Dulu waktu kecil aku pernah punya pengalaman yang menyeramkan, mungkin pengalaman ini tidak

akan pernah bisa aku lupakan seumur hidupku. Pengalaman menyeramkan ini terjadi berpuluh-puluh

tahun yang lalu ketika aku menghabiskan masa kecilku di daerah Batu Nunggal.

Waktu itu aku masih berumur 8 tahun, dulu aku tidak pernah takut apapun bahkan jika ada anak laki

yang nakal denganku. Aku sering membuat mereka sampai menangis, apalagi sampai yang namanya

hantu. Dulu aku menganggap hantu itu hanya ada didalam televisi, akan tetapi perkiraanku ternyata

salah. Sore itu aku sedang bermain petak umpat bersama temanku.

Aku bersembunyi di sebuah halaman rumah yang kelihatannya seperti biasa saja, tapi asal kalian tahu

waktu itu aku bersembunyi disebuah halaman rumah yang tidak berpenghuni alias rumah kosong dan

saat itu aku tidak berpikir apapun. Yang aku tau, aku harus bersembunyi agar tidak diketahui dan

ditemukan oleh temanku.

Dari jauh aku mendengar suara temanku yang sedang mencariku, aku semakin panik karena suara

temanku semakin dekat. Aku mulai celingak-celinguk mencari tempat yang lain dan tidak akan

ditemukan sampai mataku melihat sebuah tempat yang menurutku jika aku bersembunyi disitu pasti

tidak akan pernah ditemukan, yaitu didalam rumah tersebut.

Aku bergegas masuk kedalam rumah itu, tanpa ada rasa takut sekalipun. Aku masuk kedalam rumah

itu dan kebetulan rumah itu tidak dikunci. Pintu rumah agak rusak untuk dikunci ataupun ditutup, aku

masuk kedalam rumah itu dan bersembunyi didekat jendela supaya aku bisa mengintip dan benar saja

dari jendela itu aku melihat temanku sedang mencariku.

Dibelakangnya berdiri beberapa temanku yang sudah ditemukan, mereka berjalan ke arahku dan

mungkin mereka melihat bayanganku dikaca. Tanpa banyak gerakan, aku pun mencari tempat yang

lain untuk bersembunyi. Mataku melihat ke kanan dan ke kiri untuk melihat tempat lain, rumah

kosong itu cukup besar dan berdebu. Lantainya sudah banyak yang rusak dan selain itu aku melihat

ada beberapa furniture yang sudah tidak berbentuk lagi.

Kursi tua yang reyot, lampu-lampu tua yang juga kotor sampai mataku mengarah kepada suatu

benda dan benda itu seperti kotak panjang. Tidak terlalu besar, kotak itu tampak tersembunyi

dibawah tangga rumah yang sudah hancur dibagian tengahnya dan membuat siapapun tidak bisa naik

ke lantai atas. Aku hampiri kotak itu, kotak panjang yang tampak sangat aman untuk bersembunyi.

Tanpa pikir panjang aku langsung masuk kedalamnya.

Kotak ini sangat nyaman, apalagi dasar kotak yang sangat lembut. Aku merebahkan diri didalam

kotak itu dan kepala menyentuh seperti bantalan penyangga. Sungguh sangat nyaman, tenang dan

aku tiduran sambil menunggu teman-temanku menemukanku. 5 menit, 15 menit, aku mendengar

suara orang melangkah dan suara teman-temanku mencariku.

Tapi kenapa mereka tidak menemukanku, aku senyum-senyum didalam kotak. Kotak panjang itu

yang didalamnya seperti kasur, dan perlahan mataku terkantuk. Aku pun tertidur didalam kotak itu,

sampai astaga aku terbangun kaget. Entah berapa lama aku tertidur didalam kotak itu, udara didalam

kotak itu semakin pengap dan aku mulai merasakan kedinginan.

Tanganku mendorong kotak penutup itu dan kotak yang aku tiduri itu tidak bisa terbuka. Aku terus

mendorong dan memukul-mukul kotak itu. Ditengah kepanikan tersebut, aku mendengar seperti suara

orang sedang menangis. Suara tangisan seorang perempuan, tapi aku tidak tau dari mana asalnya dan

aku terus mendorong kotak.

Waktu itu aku mengira suara tangisan itu berasal dari luar kotak, tapi ternyata bukan. Suara itu

berasal dari dalam kotak ini, dan benar saja ketika aku mulai menyadari ternyata dibagian bawah

kotak ini bukanlah busa. Melainkan aku tidur diatas tubuh seorang manusia, aku bisa merasakan

bagian-bagian tubuhnya.

Perlahan aku melihat ke bagian atas dan seraut wajah menyeramkan muncul, wajah itu berwarna

gelap dan sangat menyeramkan. Wajah tersebut tertutup sebuah kain putih dengan bagian atas yang

terikat. Aku kemudian memperhatikan mukanya yang lebam dan tiba-tiba mata makhluk itu terbuka

lebar dan dia menatap ke arahku.

Aku tidak tau jam berapa, aku juga tidak tau apakah temanku masih berada di rumah ini dan aku terus

teriak minta tolong. Suasana di dalam kotak ini gelap, tapi kenapa wajah menyeramkan itu bisa

terlihat jelas olehku. Samar-samar aku mendengar suara orang menangis lagi, kali ini lebih

terdengar karena memang suara tangis itu berasal dari tubuh yang berada tepat dibawah tubuhku.

Aku terus mendorong kotak itu lalu suara tangis itu terdengar lebih kencang namun kotak ini masih

belum mau terbuka.

Aku memejamkan mata, seketika suasana menjadi hening. Aku mulai menggerakan bibirku, mulai

membaca doa sambil dengan sekuat tenaga dan dengan satu tendangan akhirnya kotak itu terbuka.

Suasana dalam rumah ini sangat gelap, sepertinya aku sudah tidur dalam beberapa jam. Aku

membuka pintu dan benar saja memang sudah malam.

Aku tidak tau berapa lama aku tertidur didalam kotak, cahaya bulan menembus pintu rumah itu dan

cahaya langsung menyinari kotak tempat aku bersembunyi tadi lalu kotak tempat aku bersembunyi

itu adalah peti untuk orang mati. Kemudian kotak itu bergerak-gerak dan dari kotak itu muncul

sesosok makhluk yang tadi bersamaku didalam kotak.

Sekujur tubuh makhluk itu terbungkus kain kafan putih, dengan muka yang lebam dan mata yang

sudah terlihat hanya bulatan hitam. Aku terus berlari dan dalam hitungan detik, dia sudah ada

dihadapanku dan aku terus berlari melewati makhluk itu. Sepertinya dia terus mengejarku, setelah

berhasil keluar dari rumah itu.

Aku sangat kaget ketika aku sampai dirumah, ibu menyambutku dengan tangis histeris sambil

memeluk aku dan bertanya terus menerus dari mana aku, kemana saja aku, sudah makan atau belum.

Tapi aku hanya terdiam melihat pemandangan itu, abangku pun lalu memeluk aku dan ayahku

berkali-kali sujud syukur lalu setelah aku sedikit remaja.

Ibuku lalu bercerita, kalo waktu itu aku sudah hilang berhari-hari dan ibu sempat menanyakan semua

teman-temanku dan kata mereka aku sempat masuk kedalam rumah kosong itu. Dan dari situ aku

baru tau, kalo hantu itu ada dan katanya aku disembunyikan oleh mereka. Aku masih sangat ingat

dari kejadian masa kecilku, peti mati dan rumah kosong itu sampai sekarang aku masih tinggal di

Batu Nunggal. Bahkan setiap hari aku masih sering lewat didepan rumah itu, kadang bayangan akan

makhluk itu selalu hadir ketika aku melewati rumah itu.

Sosok Wanita Bergaun Merah

Namaku Teguh dulu aku seorang mahasiswa diperguruan tinggi dijalan setia budi, sebagai seorang

senior aku sudah merasakan asam garam kampus tercintaku ini. kini aku sudah lulus, banyak cerita

yang aku alami dikampusku termasuk pengalaman terburukku dimana sampai saat ini aku masih

mengingatnya. malam itu aku dan temanku baru saja selesai mempersiapkan untuk PAB (pengukuhan

anggota baru) yang akan dilaksanakan besok disubang, setelah cukup lelah kamipun bersantai sambil

mengobrol dikelas bahasa yang sekarang telah diratakan. waktu itu jam menunjukan 00:30 malam

suasana kampuspun memang benar-benar sudah sepi, sesekali terdengar bunyi jangkrik. saat itu aku

berinisiatif ambil gitar untuk menghilangkan rasa sepi dan kantuk. dan kami pun menyanyi sambil

tertawa-tawa... sampai kami mendengar ada suara yang menyuruh kami diam... tapi, saat aku coba

dengar lagi suara itu mendadak hilang dan tidak muncul lagi. semakin malam udara semakin dingin,

aku kembali kedalam sebentar untuk membawa jaket dan buang air kecil. memang gedung kelas ini

adalah gedung kelas tua yang penerangannya kurang bagus dan toilet juga sangat tua, saat aku berada

didalam toilet aku tidak berpikir apa-apa, hingga saat aku mengambil air menggunakan gayung...

hah!! rambut siapa nich... banyak sekali rambut panjang didalam bak itu, dan... tiba-tiba saja ada

tetesan air dari atas toilet ini... saat aku melihat keatas... ternyata memang ada saluran yang bocor,

walaupun penasaran lalu akupun kembali kedepan. namun saat aku baru saja keluar dari kamar

mandi, mendadak tercium semerbak wangi melati lalu disusul dengan suara tangisan seorang

wanita... awalnya kupikir itu temanku, ku coba mencari sumber suara itu dan... aduh... saat kulihat

kearah balkon... ada seorang wanita berdiri disana, wanita itu berambut panjang terurai menutupi

mukanya dan dia berdiri diujung balkon seperti hendak akan terjun. karena takut spontan aku

langsung membalikan badanku, kurasakan badanku lemas dan bulu kudukku berdiri. aku langsung

berjalan keluar menemui teman-temanku... tapi saat sampai diluar, aku sudah mendapati teman-

temanku sudah tidak berada disana... aduh, kemana nich mereka, sempat terpikir mereka sudah

kembali ke ruang himpunan. dan aku putuskan untuk menyusul mereka, sambil menggerutu karena

mereka semua meninggalkanku sendiri... jarak dari gedung ini keruang himpunan lumayan jauh,

nyaliku sebenarnya ciut setelah melihat sosok perempuan tadi, aku lalu berjalan menuju ke ruang

himpunan itu sendirian. aku berjalan melewati taman, yang banyak terdapat pohon besar disana... dan

aku merasa suara tangis yang tadi kudengar itu, sepertinya mengikutiku. aku berhenti sebentar dan

melihat keselilingku, tidak ada siapa-siapa... aku makin ketakutan, kuteruskan lagi perjalananku ke

ruang himpunan, namun sekarang yang kudengar. bukanlah suara tangisan lagi tapi suara langkah,

seperti serombongan orang... yang sedang berlari. suaranya berasal dari belakangku, saat aku lihat

kebelakang... Ya Tuhan!!... dibelakangku berbaris beberapa orang seperti serombongan tentara,

awalnya aku pikir kalo itu serombongan keamanan kampus yang sedang menerima pendidikan dasar

juga. tapi... saat... suara dan gerak langkah itu semakin dekat berada dibelakangku dan tak lama

mereka melewatiku... hah!... Astaga... aku tidak percaya dengan apa yang sekarang aku lihat.

kumpulan itu ternyata bukanlah serombongan keamanan kampusku melainkan adalah sekumpulan

tentara yang sedang berlari dan... mereka semuanya tanpa kepala!!... mereka sambil memegang

kepala sendiri, seketika badanku lemas, jantungku seperti mau berhenti, nafasku sesak... sekumpulan

tentara itu menjauh dan menghilang... aku pun langsung berlari panik menuju ruang himpunan,

sesampainya dihimpunan aku tidak menemukan siapa-siapa disana... kemana perginya mereka, antara

marah dan takut aku memaki-maki mereka "woy yang benerlah, pada dimana sich". ruang himpunan

sangatlah gelap dan pintunya terkunci, dari jendela aku mengintip dan melihat layar komputer yang

masih menyala dan dalam keadaan panik, aku mencoba menggedor pintunya "woy kalian

didalamkan, bukain pintunya dong"... ketika aku terlihat mencoba membangunkan mereka, tiba-tiba...

astaga... kurasakan, ada yang mengelus pundakku... disambung suara tertawa yang sangat seram, dan

suara itu berasal dari arah atas. saat aku menengadah keatas... reflek aku berteriak... haahh... sosok

tadi wanita yang kulihat dibalkon kini ada diatasku, dia mengikutiku dan kali ini melayang disekitar

pohon yang tinggi-tinggi itu. aku gedor lagi ruang himpunan sambil terus berteriak, sambil kutendang

pintu aku lihat apakah wanita itu masih melayang diatasku... ternyata sosok itu sudah menghilang,

perasaanku agak tenang.

aku gedor lagi pintu himpunan untuk membangunkan teman-temanku... dan perlahan... pintu itupun

terbuka, saat pintu itu terbuka... yang keluar bukanlah temanku, tapi... perempuan itu... perempuan

berbaju merah dan berambut panjang itu sekarang berdiri tepat didepanku, dia tertawa sambil

menyeringai... aku yang ketakutan langsung membalikan badan berlari... yang aku ingat kemudian,

aku tersandung sesuatu dan terjatuh tersungkur dan seketika pandanganku gelap... esoknya aku

ditemukan temanku didepan himpunan, setelah digotong kedalam. aku sempat panik dan melihat

keselilingku, setelah ditenangkan oleh temanku. aku pun bercerita kepada beberapa orang yang ada

disana, setelah selesai bercerita salah seorang seniorku melanjutkan dengan cerita yang dia tau.

katanya memang kalo sudah malam, disana kita tidak boleh berisik karena bisa mengundang atau

mengusik mahluk yang ada di area ini seperti semalam, dan konon sosok tentara tanpa kepala itu

sering muncul berjalan-jalan disekitaran kampus tapi tidak hanya sosok itu saja

ada juga sosok wanita dengan rambut panjang bergaun merah yang menghuni gedung bahasa dan

bahkan sering bergentayangan disekitar kolam tepatnya didekat pohon beringin. itu aku yakin yang

aku lihat tadi malam adalah kedua sosok tersebut.

SMA Berhantu

Saya mau cerita tentang saat masih SMA, saya sekolah di SMA negeri Jakarta. Menurut kakak

senior sih banyak banget hantunya, di setiap tempat berbeda hantunya. Setiap jam 6 sore pintu-pintu

menuju ke lantai atas sudah digembok. SMA saya itu memiliki 3 lantai dengan bentuk sekolah

seperti huruf U mulai dari lantai dasar. kalo kamu masuk SMA saya pasti lewati lobby, nah dari

lobby itu kamu bisa lihat lapangan di depan lobby.

Di lapangan itu berjajar 2 pohon besar yang lainnya dengan pohon cemara, 2 pohon itu salah satunya

pohon mangga. Katanya penunggu pohon itu macan putih, lapangan saya itu ada 2 yaitu lapangan

voli sama basket jadi sangat luas sekali. Ke arah kanan dari lobby ada ruang kepala sekolah dan

kelas ipa. Nah di pojok ada 2 lab yakni fisika dan biologi.

Sebelum lab ada tangga di antara lab sama kelas ipa. Disitu katanya ada kakek-kakek sering

menyapu lantai kalo sudah jam 6 sore. Di samping lab ada koperasi dan disampingnya lagi ada

sebuah taman buat duduk-duduk.

Penunggu di taman itu pocong, dari taman kamu bisa lihat lapangan ada tiang bendera dulu waktu

dibangun sempat ada korban jiwa. Jam 6 sore saat itu pekerja masih membangun lantai 2 tiba-tiba

salah satu pekerja itu terpeleset lalu jatuh dari lantai 2 itu. Kepalanya menghantam paku bumi dari

mata kirinya sampe ke kepala tertusuk dan langsung meninggal di tempat.

Konon dia jadi penunggu disitu, kalo kamu naik ke lantai 2 dari arah sebelah kanan disitu ada ruang

guru disebelahnya itu kelas ips. Di antara kelas ada toilet perempuan, toilet dari lantai dasar, lantai 2

dan lantai 3 itu sejajar.

Di samping toilet ada kelas dan itu kelas 12 IPS 3 nah kelas ini sering ditongkrongin makhluk halus.

Ceritanya lain kali aja yang ini, di samping ips 3 ada ruang komputer sama gudang.

Dahulu gudang ruang komputer itu gak pernah di pake lagi karena setiap malam kalo penjaga

sekolah lagi patroli. Komputer itu menyala sendiri, tapi sama aja sih udah dipindah ruang

komputernya tetap aja diganggu di tempat yang baru.

Cerita sedikit deh, pernah ada guru yang lagi nge-scan kertas-kertas ujian buat dinilai, jam 6 sore

guru itu belum kelar juga alhasil digedor-gedor dari luar padahal gak ada orang, kisah ini langsung

dari narasumbernya, guru itu yang cerita sendiri.

Kalo di lantai 2 itu penunggunya namanya Rina, peraturan sekolah kita gak pake rok putih jadi asal

muasalnya, menurut para guru dan senior siswi bernama rina bunuh diri karna dikata-katain rok-nya

merah (karena darah gak tau pendarahan atau apa). Jadi dia pacaran, disaat hamil cowoknya gak mau

tanggung jawab nah akhirnya dia bunuh diri di sekolah.

Waktu itu jamannya Rina, sekolah saya hari senin pake rok putih. Tapi sekarang udah tidak lagi,

Lanjut ke lantai 3 ketika kamu naik tangga arah sebelah kanan ada ruang BP/BK. Waktu itu pak guru

komputer lagi foto foto di lapangan ketika buka puasa bersama, tanpa sengaja foto pocong sangat

tinggi keambil ada di depan ruang BP/BK itu.

Kalo kamu lanjut dari ruangan tadi disampingnya ada kelas-kelas dan itu khusus kelas 10. Dari kelas

10-8 sampai ke pojok kelas 10-1, diantara 10-2 sama 10-3 ada toilet perempuan. Toilet perempuan

dari lantai 3 sampai lantai 1 itu sejajar lurus, penunggunya itu hantunya rina. yang sempat kita

obrolin tadi.

Jadi cerita saya berawal dari sini, waktu saya masih awal-awal kelas 10. Saya sama teman mau ke

toilet karena saat pergantian pelajaran. Nah teman saya itu suka sekali dengerin musik, dia pinjem

hape saya mau dengar mp3 katanya. Jadi di toilet itu ketika masuk di arah sebelah kanan ada 1 toilet

dan di depan toilet itu ada bangku kecil. Nah temen saya duduk disitu menghadap pintu keluar, di

depan toilet 1 itu ada 2 toilet arahnya menghadap pintu keluar.

Setelah saya sudah selesai temen masih asik dengerin mp3. Tiba tiba ada guru sejarah lewat

langsung ngomel, "hei kalian lagi ngapain kamu disitu emang pelajarannya siapa ini?", saya ama

teman langsung gelagapan. Lalu saya bilang "pelajaran bahasa inggris bu belum datang gurunya".

Terus saya tarik teman langsung kita berdua lari ke kelas sambil cekikikan. Eh guru itu teriak "Loh

yang satunya kemana?". Kita berdua mikir yang satunya? Loh orang kita cuma berdua?.

Saat istirahat ribut-ributlah anak dalam kelas 10, jadi katanya tadi bu guru sejarah melihat ada 1 lagi

berdiri di belakang temanku yang duduk di bangku. Ketika kita tadi kabur, guru saya langsung

periksa dimana lagi tadi yang satunya. Apa mungkin bersembunyi di toilet itu, ketika dibuka tidak

ada siapapun. Dia teriak terus manggil anak cowok kelas 10-2 buat periksa toilet itu, tapi tidak ada

apa-apa. Berarti hantu itu rina yang juga pake seragam SMA mirip seperti kami. Hantu itu tadi di

belakang temanku dan berdiri disamping saya, kalo inget lagi jadi merinding.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar